Selasa, 25 Mei 2010

daun pun tak sanggup berbisik lagi

sehelai daun berbisik pada ranting
'kenapa selalu terasa perih,
setiap kuingat saat perpisahan'
ranting pun diam,
sudah begitu sering dia ditinggalkan

sehelai daun berbisik pada ranting tempatnya bergantung,
setelah sekian waktu bersama
setelah sepanjang waktu itu berbagi makna
'selalu ada yang perih,
setiap kuingat saat perpisahan'
rantingpun memikirkan kata pelepasan

daunpun kian sering berbisik pada ranting
'semakin terasa perih saja,
semakin waktu berjalan
semakin dekat saat perpisahan,
ketika aku semakin layu
dan tak sanggup lagi bergantung di tangkaimu'

kini daun tak sanggup lagi berbisik pada ranting
telah tiba saatnya daun layu dan luruh tertiup angin

rantingpun tak sempat lagi mengucapkan kata pelepasan
terlalu banyak daun yang tumbuh dan akhirnya jatuh

3 komentar:

  1. puisi penuh makna.
    ternyata semua punya perasaan ya...
    seandainya saja....

    salam kenal....

    BalasHapus
  2. gugur satu tumbuh seribu, terharu dan penuh perasaan haru.
    Mba Titi kalo boleh saya ijin untuk meng copy puisi tsb mksh sblmnya.

    BalasHapus